Maya Stolastika, Petani Organik Milenial yang Ingin Mengedukasi Masyarakat


Halo, kali ini saya ingin menuliskan sebuah kisah inspiratif dari seorang petani organik milenial, yaitu Maya Stolastika. Perempuan kelahiran Waiwerang, Flores Timur ini adalah seorang petani perempuan yang kini punya lahan pertanian organik yang luas di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.


maya stolastika


Apa Itu Pertanian Organik?

Sebelumnya, teman-teman sudah tahu belum apa itu tanaman organik yang ada dalam pertanian organik? FYI, tanaman organik adalah hasil dari budidaya tanaman yang ditumbuhkan dengan cara alami. Dalam merawat tanaman ini, petani organik menggunakan bahan-bahan biologis untuk mempertahankan kesuburan dan keseimbangan ekologis dengan menghindari bahan sintetis atau kimia.

Sehingga tanaman organik dikembangkan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia seperti pupuk kimia, pestisida, dan sejenisnya. Tanaman organik juga dipelihara di tanah yang aman, tidak dimodifikasi secara genetis dan harus selalu terpisah dari produk konvensional.

Jadi prinsip dari pertanian organik adalah memperhatikan alam sekitar untuk menjaga ekosistem. Pertanian organik berusaha memberikan kontribusi bagi kesehatan dan kesuburan tanah, tanaman, hewan, dan alam sekitarnya.

Secara ringkas, demikianlah pengertian pertanian organik. 

tomat organik
Tomat hasil pertanian organik di Twelve's Organic.


Keinginan Maya untuk Menjadi Petani Organik

Nama lengkapnya adalah Maya Stolastika Boleng. Lahir di Flores Timur, NTT, pada 11 Juni 1985. Dia bukanlah perempuan dengan background pendidikan pertanian, melainkan seorang lulusan Sastra Inggris dari UNESA (Universitas Negeri Surabaya). Namun, keinginan untuk menjadi petani organik telah muncul sejak ia masih menjadi mahasiswa.

Berawal dari kegiatan ekstrakurikuler di kampusnya, yaitu yoga, yang saat itu ada kesempatan belajar di Bali. Di sana, guru yoganya memberikan pertanyaan filosofis tentang apa makna kehadiran kita di dunia ini? Apakah kehadiran kita di dunia ini sudah memberikan manfaat atau berdampak positif bagi orang-orang sekitar? Atau hanya menjadi beban bagi orang lain?

Lalu, di Bali memang telah banyak budidaya pertanian organik. Filosofi dari budidaya pertanian organik sendiri adalah memberi kebaikan. Guru yoga tersebut menjelaskan tentang budidaya pertanian organik secara filosofis. Bahwa budidaya berasal dari kata budi yang artinya perilaku baik, sedangkan daya berarti kemampuan yang bermanfaat. 

Hal ini bermakna bahwa pertanian organik bisa memberikan kebaikan, karena metode pertanian ini berusaha menjaga kebaikan alam dengan cara menjaga keseimbangan ekosistem. Dari situlah Maya tersadar untuk menyebarkan kebaikan dan manfaat bagi sekitar. Dia tertarik pada pertanian organik, dan punya cita-cita untuk menjadi petani organik.

Langkahnya dimulai sejak tahun 2008, di mana saat itu dia masih menjadi mahasiswa. Bersama empat temannya dia menyewa lahan untuk memulai bertani organik. Namun usahanya tak berjalan mulus. Di awal usahanya, dia gagal total, merugi besar, dan punya banyak utang. Hasil panennya tidak dapat terdistribusi dengan baik.

Akhirnya Maya bersama teman-temannya berhenti sementara dari bertani organik. Lulus kuliah, Maya bekerja sekaligus menimba ilmu di Bali. Karena mimpinya untuk menjadi petani organik tak pernah padam.

Ya, selama masa hiatus atau vakum dari bertani Maya terus menimba ilmu bertani organik beserta manajemennya. Dia ingin membuktikan kepada orang tuanya juga orang-orang sekitar bahwa pilihannya untuk menjadi petani organik adalah pilihan dari hati, bukan karena terpaksa atau kepepet. Dia juga ingin membuktikan bahwa bisa sukses meskipun bekerja tidak sesuai jurusan kuliah.

Maka pada tahun 2012 Maya bersama satu temannya yaitu Herwita S. Rosalina (Wita) memulai lagi bertani organik (tiga teman lainnya tidak lagi bergabung). Mereka menamakan usaha pertanian organik di lereng Gunung Welirang dan Penanggungan tersebut dengan nama “Twelve’s Organic” karena memulainya di tahun 2012 (twenty thousand and twelve).

Karena usahanya kali ini sudah berbekal pengalaman (dari kegagalan sebelumnya) dan ilmu yang cukup, maka pertanian organik yang mereka kelola mulai berjalan baik dan terus berkembang.

Tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, Twelve’s Organic mengalami peningkatan pendapatan atau mengalami kenaikan permintaan yang cukup tajam (hingga 200% bahkan bisa lebih). Hal ini tentu saja karena pengaruh pandemi yang menjadikan hampir semua orang ingin hidup sehat. Produk organik dan produk lokal sangat dibutuhkan masyarakat.

kebun Twelve's Organic
Salah satu sudut kebun di Twelve's Organic.


Mengedukasi Masyarakat Mengenai Pertanian Organik

Kebaikan itu tidak untuk dibalas, tetapi untuk diteruskan.

Apa yang pernah disampaikan oleh guru yoga Maya soal pertanian organik, merupakan suatu kebaikan yang harus diteruskan. Maka lewat Twelve’s Organic, Maya tidak sekadar bertani organik. Maya (dan Wita) juga mengedukasi petani yang menjadi anggotanya mengenai pertanian organik dan mengajak mereka beralih ke jenis pertanian tersebut. Selain itu juga mengedukasi konsumen bahwa tanaman organik lebih menyehatkan tubuh.

Salah satu langkah Maya dalam mengedukasi petani adalah dengan mengajarkan pada mereka tentang cara bertani organik. Ada syarat bagi petani yang ingin bergabung di Twelve’s Organic, yaitu mereka harus mengikuti empat kelas. Kelas pertama adalah kelas pemahaman pertanian organik, lalu kelas kedua adalah kelas budidaya pertanian organik, kemudian kelas ketiga yaitu kelas penjaminan mutu, dan kelas keempat adalah kelas manajemen kebun.

Kelas-kelas tersebut diberikan kepada calon petani organik agar mereka benar-benar memahami bagaimana bertani organik yang benar. Maya dan Wita tidak tidak menekankan pada “pertanian organik tidak pakai kimia”, melainkan lebih kepada bahwa pertanian organik artinya mengembalikan lagi ekosistem, menjaga keseimbangan ekosistem. 

Sehingga mereka tidak terlalu risau dengan adanya hama dan sebagainya. Karena itu semua adalah proses kehidupan. Menurut Maya, jika ekosistem sudah seimbang, sebenarnya kita tidak terlalu repot. Karena dalam ekosistem ada rantai makanan, misalnya ada ulat ada burung, ada tikus ada ular, dan sebagianya. Sehingga semua sudah berjalan alami.

cabe rawit organik
Cabe rawit hasil budidaya di Twelve's Organic.


Sudah tentu dalam teknik budidayanya Twelve's Organic tidak mengenal bahan kimia, tetapi memakai pupuk kandang. Ada kandang sapi, dan ada proses pembuatan pupuk di sana yang juga dilakukan oleh para petani anggotanya.

Kemudian Maya juga memberikan edukasi bahwa petani tidak boleh menggantungkan pada market yang ada (milik orang lain), tetapi buatlah market sendiri. Sehingga petani bisa lebih mandiri dan bisa mempunyai pasar sendiri. Sehingga petani memiliki kebebasan memilih tanaman tanpa terbebani permintaan tengkulak. Petani bisa tahu kebutuhan konsumen secara langsung demikian juga harga yang diperolehnya.

Menurut Maya petani memang butuh skill dan pengetahuan yang mumpuni untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Karena persoalan pertanian di Indonesia masih cukup banyak dan dari dulu masih seputar masalah yang sama.

Tentu saja dalam proses mengedukasi masyarakat tentang pertanian organik ini tidak berjalan mulus. Tantangan utama mereka adalah soal mindset masyarakat petani, karena petani kita sudah terbiasa dengan pertanian konvensional yang menggunakan bahan-bahan kimia dan kurang memperhatikan keseimbangan ekosistem. Tantangan mereka bagaimana membuka wawasan atau mempengaruhi mindset masyarakat tersebut.

Lalu mindset konsumen yang sudah terbiasa mengonsumsi sayur dan buah hasil pertanian konvensional juga menjadi tantangan. Bahwa mereka merasa baik-baik saja mengonsumsi sayur dan buah seperti biasanya. Padahal sebenarnya, sayur dan buah organik lebih kaya nutrisi dan zat antioksidan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Kualitas produknya pun lebih segar, karena lebih aman secara kimiawi sehingga rasanya pun relatif lebih enak dan renyah.

Namun adanya pandemi Covid-19 sedikit banyak menyadarkan masyarakat akan pentingnya sayur dan buah yang lebih sehat, yang bisa didapatkan dari pertanian organik. Dan konsumen yang menyadari hal ini banyak yang berkelanjutan mengonsumsi sayur dan buah organik hingga saat ini.
 

buah raspberry
Buah raspberry hasil pertanian Twelve's Organic.


Kini, di Twelve's Organic Maya memiliki dua kelompok tani yaitu Kelompok Petani Madani yang fokus kepada tanaman sayuran dan Kelompok Petani Swadaya yang fokus menanam buah berries serta pembuatan pupuk organik. Jenis tanaman di Twelve's Organic memang dibagi tiga, yaitu sayuran daun (selada, sawi, bayam, dll), umbi (wortel, ketela, kentang, dll), dan buah berries (strawberry, raspberry, blueberry, blackberry). Total ada 70 jenis sayuran dan 4 jenis buah berries.

Mereka biasa melakukan panen dua hingga tiga kali seminggu. Karena dibagi dalam kelompok-kelompok tersebut yang menjadikan pola tanam dan pola panen teratur. Untuk daerah pemasarannya yaitu meliputi daerah Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Bali, dan Jabodetabek. Mereka sudah mempunyai pasar yang jelas yaitu puluhan rumah tangga, beberapa supermarket dan restoran.

Untuk pengiriman produk mereka menggunakan motor roda tiga yang dimodifikasi dengan menambah alat pendingin. Alat transportasi tersebut dibeli dengan uang hadiah dari Astra SATU Indonesia Awards tahun 2019.

Ya, Maya Stolastika adalah salah satu pemenang atau penerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2019 kategori Lingkungan. Atas kiprahnya yang berdampak pada lingkungan yaitu bertani organik dan mengedukasi masyarakat tentang hidup sehat melalui sayur dan buah organik, Maya dinilai sebagai sosok petani muda yang inspiratif.

Selain Maya, ada sosok-sosok muda lainnya yang juga bergerak di bidangnya masing-masing. Seperti yang diapresiasi oleh Astra, ada bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, dan satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Karena Astra mengajak seluruh anak bangsa untuk semangat melaju bersama dalam memajukan bangsa, untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Apresiasi Astra bagi Anak Bangsa yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang-bidang tersebut. 

Hal ini merupakan langkah nyata dari Grup Astra untuk berperan aktif serta memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta, dan karya terpadu dalam produk dan layanan karya anak bangsa.

Penghargaan yang diterima Maya tak lepas dari peran rekan seperjuannya yaitu Herwita S. Rosalina (Wita), yang mengusulkan nama Maya sebagai calon penerima apresiasi tersebut. Dan memang, Maya pantas menerima apresiasi tersebut karena langkahnya berdampak bagi masyarakat sekitarnya khususnya di bidang lingkungan. Maya pun bercita-cita ingin mewujudkan petani madani melalui pertanian organik. 

Petani madani di sini berarti petani yang mandiri, mampu pada dirinya sendiri dan juga mampu membuat orang lain menjadi mandiri. Maya berharap, pertanian organik dilakukan di seluruh Indonesia dan menjadi kebangkitan identitas bangsa Indonesia sebagai negara agraris.

Maya adalah salah satu sosok muda inspiratif bagi negeri ini. Dia berbuat untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Lalu kita semua, apakah sudah berbuat baik untuk hari ini dan masa depan Indonesia?


****

Sumber tulisan:
  • E-booklet Penerima Apresiasi SIA
  • YouTube Duta Jatim TV
  • YouTube Lokalan Mojokerto
  • YouTube Ayo Inspiratif

Sumber foto-foto:
  • Instagram @twelves.organic


Diah Kusumastuti
Saya ibu rumah tangga dengan lima orang anak. Blog saya berisi bermacam tulisan terkait family, parenting, pendidikan, traveling, dll. Email: d3kusumastuti@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter